Kelas Ramah Sampah

Februari 7, 2008 pukul 1:09 pm | Ditulis dalam Kebiasaan Kita, Lingkungan Sekolah | 15 Komentar

Kelas Ramah SampahBelajar ramah pada lingkungan tak harus selalu dalam bentuk pelajaran yang diikuti ujian. Belajar ramah pada lingkungan bisa kita mulai dari kebiasaan sehari-hari. Saya menggunakan hal ini sebagai salah satu cara untuk membiasakan kami semua belajar ramah pada lingkungan.

Barangkali, kebiasaan-kebiasan ini dapat anda lakukan di kelas atau di rumah.

Kotak Kardus

Saya biasa menggunakan kotak kardus sebagai wadah-wadah penyimpanan.

Saya meminta kardus-kardus bekas botol air mineral atau minuman kotak di kantin sekolah. Alternatif lain, anda bisa meminta kotak bekas kertas rim di kedai fotokopi.

Kardus-kardus yang saya gunakan, luas dasarnya sesuai dengan ukuran kertas A4 atau ukuran kertas folio. Saya memotong kardus besar itu agar tingginya hanya sekitar 8 cm. Agar lebih menarik, saya membungkus kardus-kardus itu dengan kertas warna warni seperti kertas kado.

Kardus-kardus ini banyak gunanya di dalam kelas. Saya biasa menggunakannya sebagai tempat kertas, tempat mengumpulkan tugas, tempat alat tulis, dan lain sebagainya. Saya tak perlu membeli wadah-wadah plastik.

Kaleng bekas

Kaleng bekas permen atau rokok bisa digunakan sebagai tempat pensil. Saya mengecat dasarnya agar merk tidak terlihat. Anak-anak melanjutkan dengan menghias kaleng-kaleng mereka dengan menempel gambar atau mewarnai/menggambarinya dengan cat minyak.

Kertas Bekas

Kertas bekas hasil salah print, sisa fotokopi, dan lain sebagainya saya kumpulkan dalam satu kotak. Saya dan anak-anak menggunakannya setiap kami membutuhkan kertas untuk corat-coret, membuat draft, main surat-suratan, dan menggambar.

Jika selesai menggunakan kertas warna-warni, anak-anak pun terbiasa untuk menyimpan sisa-sisa kertas yang masih bisa digunakan, tak langsung membuang semuanya!

Daur ulang pensil dan crayon

Anak-anak sering menghabiskan waktu hanya untuk meraut pensil. Saya menyediakan sebuah kotak untuk pensil-pensil yang sudah pendek sekali. Pensil-pensil itu disimpan dalam keadaan tajam dan siap digunakan. Setiap kali ada pensil yang patah atau tumpul sementara kami sibuk bekerja, anak-anak akan mengambil pensil pendek cadangan ini. Tanpa disadari kami menngambil persediaan pensil baru lebih jarang dari biasanya.

Kotak Bekas Sepatu

Kami membuat kotak surat untuk setiap anak dari kotak bekas sepatu. Anak-anak menghias kotak itu dengan gaya mereka sendiri. Ini jadi kotak surat pribadi bagi kami di dalam kelas, tempat kami saling berkirim pesan. Menyenangkan, punya sesuatu yang bersifat pribadi, sekaligus melatih kami untuk terbiasa menulis.

Menyimpan Paperclip

Dengan kelas yang bookless, paperclip adalah piranti penting di kelas kami. Kami membiasakan diri memakai ulang paperclip sesering mungkin. Coba tebak berapa kotak paperclip yang kami butuhkan dalam 1 tahun ajaran? Dua kotak saja! Itupun kebanyakan terpakai karena sudah tak bisa menjepit kertas lagi.

Makan bersama

Makan bersama di saat istirahat sekolah sangat menyenangkan. Membawa bekal sendiri, bertukar percakapan tentang banyak hal, jadi kebiasaan kami sehari-hari. Anak-anak tak canggung membawa bekal sendiri, karena kami semua melakukannya.

Membawa minum sendiri

Kami membawa botol minum sendiri. Hemat, tidak membuat sampah, dan kami lebih banyak minum.

Menggunakan Lap/Handuk, bukan tissue

Acara makan bersama akan dimulai dan diakhiri dengan kegiatan cuci tangan. Daripada memakai tissue, kami memilih lap atau handuk. Tentu saja lap dan handuk dicuci setiap hari!

Membuat Tas Kain

Setiap akhir minggu, anak-anak perlu membawa banyak hasil karya hasil kerjanya. Agar tidak repot, anak-anak membuat tas kain dari belacu, dan menghiasnya gambar-gambar kesukaan mereka. Jika perlu membawa banyak barang, kami menggunakannya.

Bertanya, dan membuka berbagai kemungkinan

Pernahkah kita bertanya, apakah boleh menggunakan kotak makan sendiri saat membeli makanan untuk take away? Pernahkah kita bertanya, apakah kita boleh memakai kertas bekas yang dibawa sendiri untuk fotokopi? Pernahkah kita berpikir untuk membawa tas yang lebih besar saat belanja dan menolak kantong plastik? Tidak sulit lho, sungguh.

Iklan

15 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. keren banget klo semua orang mo melakukan hal ini, emang g mudah sih tpi klo niat dan mau jadikan jd kebiasaan keren bangt!!!!!
    tpi kebiasaan bisa jadi karakter dan bisa di tularkan ke orang lain…jadi komunitas yang peduli lingkungan deh…

  2. KEREEEN…

  3. Ide bagus…. sangat berorientasi lingkungan…tapi tetap sederhana dan mungkin untuk dilaksanakan. Boleh ga saya kutip untuk disampaikan dalam tulisan untuk konsumsi ibu2 di lingkungan saya? Makasih

  4. andai aja di setiap sekolah kayak gthu,
    so ppaste, sampah di bumi ini bakal berkurang…

    semoga aja, lama -kelamaan semua masyarakat bakal sadar, seberapa pentingnya menjaga lingkungan dan itu bisa dimulai dari sekolahnya…

    wah bakal asri nieh klo smw sekolah di Indonesia gthu..
    ^^

  5. waah….kreatif banget….
    beberapa juga udah ku lakukan,,,
    andai saja semua orang melakukan hal yang sama…

  6. wah klo pengalaman tentang sampah saya juga punya. saya pernah menahbiskan diri untuk mengurangi plastik saya. salah satunya dengan makan langsung di warung (anak kos biasanya bungkus mulu), bayangin sehari makan 3 kali minimal sekali makan butuh 1 kertas minyak dan 1 kantong plastik,nah klo sehari berarti 6 plastik,sebulan 180 plastik kalo ada orang 20 , 360 klo misalnya jumlah pelajar di indonesia 5o juta terus dimana gue sekolah, klo jadi tempat sampah semua? eh teman2 saya malah bilang kerajinan, kan kasian yg jualan plastik….he he..ga apalah anggap aja motivasi…

    btw klo suka nulis dan share info tentang lingkungan, boleh donk posting juga di goblue.or.id

    bebas, yng penting tentang lingkungan

    salam kenal, terima kasih

    SALAM GO BLUE

  7. Great Idea!!! Two thumbs up!!
    Dimana saya bisa datang dan lihat sekolahnya?

  8. strategi anda bagus, semua dimulai dari hal yang terkecil, mulai sejak sekarang dan mulai dari diri kita…saya juga punya pengalaman membina anak-anak SMAN I di Babat Lamongan dalam perjalanan PPL. anak-anak sangat antusias mengurangi sampah di sekolah mereka. banyak kreativitas yang bisa dilakukan, terutama dengan pemanfaatan kembali sampah kertas dan plastik di sekolah mereka. sampah tersebut diubah menjadi barang yang lebih berguna dan bernilai seni.harapannya kegiatan ini tersisip jiwa kepedulian terhadap lingkungan dan tumbuhnya jiwa kewirausahaan.
    trimakasih

  9. bagus tuh kalo bisa dilakukan secara kontinu dan kalo bisa semua orang bisa melakukan hal yang sama…
    kalo gw sendiri biasa buat bikin kreasi dari koran bekas…..

  10. saya adlah salah satu orang pecinta lingkungan…
    sangat bagus idenya… cuma saya sedikit kurang setuju sama “memakai kertas bekas yang dibawa sendiri untuk fotokopi”
    biasanya kalau pakai kertas bekas sering macet pada proses mesinnya berjalan…
    malah tukang photo copy bisa rugi untuk servis mesinnya
    thank’s

  11. wow! thanks banget ya… aku jadi punya ide untuk anak-anak konservasi lingkungan di SMPN 1 Arut Selatan….

  12. wih……….. paz bgt. itu ide yang bagus banget,,
    disamping jumlah sampah berkurang, kita bisa lebih berhemat

  13. wah jadi pengin ikut belajar dari mas2 dan mbak2

  14. aku setuju banget dgn idenya dan aku sudah mempraktekkannya di rmh dgn bahan dasar kardus semisal untuk tempat beras, tmp mainan atau tempat CD, dg kardus bekas yg ditempel kertas kado, cukup bagus ternyata, dan hemat biaya. smoga saja makin banyak orang yg perduli dgn lingkungan. Sukses untuk Daur Ulang-nya

  15. ea btul emang kta d sekulah harus menjaga lingkungan sekolah jdi sekolah kta mnjadi brsih dan sehat pda siswa yg sekolah nya jdi d sekolah jngan buang sampah sembrangan ………..mmm betul…..mmmbetul bangetz…….


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.

%d blogger menyukai ini: